17 November 2011

Ini tentang kebaikan (bagian 3)


Bismillaahirrahmaanirrahiim ...

Ini tentang kebaikan, bagaimana kita mencari kebaikan, bagaimana kita menilai sebuah perbuatan itu adalah kebaikan atau tidak. Ini tentang apa yang dijadikan pembanding untuk menilai apakah sesuatu itu disebut kebaikan atau tidak.

sumber : billystovano.wordpress.com
Pernah suatu ketika seorang sahabat saya mengatakan tentang bagaimana seorang laki-laki (maaf) buang air kecil. Ia mengatakan bahwa laki-laki melakukan hal tersebut tidak seperti seorang perempuan melakukannya.

Sebelum membahas pernyataan sahabat saya tersebut, saya mohon maaf harus mengambil contoh di atas.

Nah, mari kita mulai. Pertama-tama saya akan mulai dengan sebuah pertanyaan singkat,

"Dari mana anda tahu bahwa penyataan dari sahabat saya di atas adalah benar?"

Jika anda menjawab, "Semua orang sudah tahu kok itu benar", maka saya akan menanyakan hal yang sama lagi,
"Dari mana anda tahu bahwa yang dikatakan semua orang adalah benar??"

Bingung??

Baiklah, kita mulai dengan hal yang paling mudah untuk dibayangkan. Mari sama-sama kita untuk membayangkan sedang membeli sebuah alat Printer merek Conan (anggap aja namanya seperti itu, hehe...). Di dalam paket printer yang kita beli, bisa kita temukan ada petunjuk penggunaan ataupun petunjuk pemasangan alat printer tersebut.

Mengapa dibuatkan petunjuk penggunaan atau petunjuk pemasangan alat tersebut?? Nah, saya rasa orang bodohpun gak mungkin menjawabnya "untuk pembungkus cabe, mas". Ya, sudah tentu untuk memberikan petunjuk kepada kita sebagai pengguna alat tersebut bagaimana langkah-langkah yang benar untuk memasang printer, bagaimana untuk menyambungkan ke komputer, bagaimana untuk melakukan pencetakan data dari komputer ke printer. Disana juga diberitahukan langkah-langkah perawatan alat tersebut, bagaimana cara mengisi tintanya, bagaimana cara membersihkan printer dari debu.

Semua itu diberikan agar jangan sampai si Pengguna printer tersebut kebingungan, ataupun bertanya-tanya hal-hal tersebut di atas. Semua itu disusun dengan mudah agar si Pengguna bisa melakukan hal-hal tersebut dengan mudah tanpa harus belajar kepada pihak pembuat printer (dalam hal ini PT. Conan).

Lalu apa yang terjadi apabila kita melakukan langkah-langkah yang tidak sesuai dengan apa yang dituliskan pada petunjuk penggunaan printer tersebut?? Tentu saja akan ada kemungkinan terjadi kerusakan pada alat tersebut, atau minimal alat tersebut tidak berjalan sesuai dengan kemampuan yang seharusnya. Lantas, apa langkah-langkah yang harus kita lakukan?

Coba perhatikan lagi buku petunjuknya, disana kita juga bisa menemukan solusi apabila terjadi kerusakan. Contohnya, apabila tiba-tiba printer tidak menyala. Di buku petunjuk biasanya diberikan langkah-langkah yang harus kita lakukan apabila terjadi hal ini, misalnya dengan melakukan pengecekkan pada kabel listrik printer tersebut, apakah ada yang rusak pada kabel. Jika tidak ada kerusakan, maka lakukan pengecekkan pada ini atau itu ...dan seterusnya sehingga tertulis langkah terakhir adalah "Bawalah printer anda ke tempat-tempat service Printer Conan yang terdekat".

Artinya apa?

Saya akan kemukakan beberapa penyataan yang dihasilkan dari ilustrasi di atas, antara lain :
  1. Bahwa setiap produk yang dibuat selalu disertai dengan Buku Petunjuk Penggunaan atau sejenisnya.
  2. Buku Petunjuk tersebut digunakan untuk membantu si Pengguna untuk menggunakan produk tersebut.
  3. Hampir dapat dipastikan, bahwa hanya pihak Produsen (pembuat) yang benar-benar tahu bagaimana menggunakan produk buatannya.

Saya rasa apa yang tertulis di atas cukup membuat kita memahami poin-poin penting yang kita bicarakan sampai saat ini. Jika sudah paham, maka kita lanjutkan pembahasan ini.

Jika diibaratkan bahwa manusia itu adalah sebuah produk ciptaan, maka tentunya manusia juga harus memiliki 'Buku Petunjuk Penggunaan' untuk manusia itu sendiri. Nah, pertanyaannya adalah,

"Siapakah yang menciptakan manusia? PT. Conan kah?? Atau orang tua?? Atau siapa??".

Jika anda menjawab adalah orang tua, saya akan mengatakan bahwa, orang tua bukanlah menciptakan. Mereka hanya perantara yang membuat penciptaan seorang manusia terkesan 'lebih logis' atau bisa dijelaskan dengan ilmu sains.

Saya rasa kita semua sepakat bahwa ada suatu dzat yang menciptakan manusia, juga semua alam semesta ini, itulah yang kita sebut dengan Tuhan. Lalu apa buku petunjuk yang 'disusun' oleh Tuhan sebagai pedoman penggunaan dan tata cara menjadi manusia yang baik? Sudah bisa dipastikan adalah kitab-kitab yang diturunkanNya.

Seharusnya di dalam kitab-kitab itulah kita temukan 'langkah-langkah' yang benar untuk menjadi manusia yang baik. Seharusnya di sanalah panduan kita untuk menilai sesuatu itu baik atau tidak. Dan seharusnya itulah 'alat' pembanding untuk menilai sesuatu itu dikatakan baik atau tidak. Mengapa?? Ingat poin ke 3 pada pernyataan saya di atas, bahwa pihak Produsen (pembuat) yang benar-benar tahu bagaimana menggunakan produk buatannya. Artinya, Tuhan-lah yang benar-benar tahu bagaimana menggunakan 'produk' buatannya dengan baik.

Nah, kita kembali ke pernyataan sahabat saya di atas. Jika anda bertanya bagaimana seorang laki-laki (sekali lagi maaf) buang air kecil, maka bacalah petunjuknya pada 'buku panduan' kita. Jika anda melakukannya berdasarkan pengetahuan anda, dan bukan berasal dari 'buku panduan', maka akan ada kemungkinan terjadi 'kerusakan' pada manusia itu, atau minimal ia tidak berfungsi sebagai mana mestinya.

Lalu? Bagaimana sebenarnya tata cara seorang laki-laki melakukannya??

Ayolah, kawan. Inti dari artikel ini bukanlah untuk menjawab pertanyaan itu, akan tetapi ada sesuatu yang lebih besar daripada itu, yaitu apa yang harusnya kita pikirkan terhadap permasalahan seperti ini. Apa yang harus kita pikirkan jika ada pertanyaan-pertanyaan senada seperti yang di atas. Dan maksud 'senada' itu bukanlah tentang buang air kecilnya, akan tetapi tentang bagaimana seorang manusia akan melakukan sesuatu. Apa yang harusnya dipikirkan seorang manusia jika ingin melakukan sesuatu. Dan, tentunya bagaimana meyakinkan diri bahwa sesuatu yang akan dilakukannya telah sesuai dengan 'buku panduan', sehingga bisa dipastikan bahwa hal tersebut benar-benar 'benar'.

Mudahnya, bacalah lagi 'buku panduan' kita untuk mengetahui apa sebenarnya diri kita, bagaimana semestinya kita menjalankan kehidupan ini, apa yang kita cari dikehidupan ini, untuk apa kita diciptakan, apa tujuan akhir kita. Kita tak ubahnya sebuah produk ciptaan yang memiliki fungsi mengapa kita diciptakan. Kita diciptakan dengan mekanisme tertentu sehingga semua yang harus kita lakukan telah disusun pada 'buku panduan' untuk memudahkan kita menjalankan kehidupan ini dengan lebih mudah, lebih baik dan benar.

Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak semestinya, dan hanya kepada Allah lah aku memohon ampunan.

No comments: