30 November 2011

Jika ternyata anda...


Menyambung tulisan saya yang sebelumnya berjudul "Apa yang akan anda lakukan, jika..." yang isinya menanyakan kepada diri sendiri apa yang akan kita lakukan jika kita tau esok kita akan meninggal, maka tulisan ini akan saya coba untuk berpikir dari sudut pandang orang lain. Semoga saja bermanfaat.
Hal yang sebenarnya terjadi adalah kita tidak akan pernah tau kapan kita akan meninggal, bahkan orang terhebat sekalipun, tidak pernah tau kapan ia akan meninggal. Beberapa  hari yang lalu saya mendengan seorang mahasiswa meninggal dunia. Beberapa tahun sebelumnya tetangga saya yang masih duduk di bangku SMA meninggal dunia di usianya yang muda. Tidak lama kemudian seorang kakek meninggal dunia di usianya yang ke 80 tahun lebih.
Sebagian orang meninggal karena penyakit yang menahun, sebagian lagi ada yang meninggal karena serangan jantung. Bahkan ada juga yang sehat wal afiat, tiba-tiba saja meninggal dunia. Tidak ada yang tau kapan itu akan menjadi giliran kita. Mengapa ini dirahasiakan?
Klo menurut saya, pertanyaannya bukanlah seperti itu, tetapi apakah akan jadi lebih baik jika itu diberitahukan? Apakah anda akan merasa tenang jika anda akan meninggal 5 hari lagi? Atau anda akan merasa aman jika anda ajal anda masih 10 tahun lagi?Jika seandainya anda diberitahukan kapan anda akan meninggal, saya akan sangat yakin anda tidak akan pernah mau merayakan hari ulang tahun anda. Hari ulang tahun anda akan menjadi hari paling suram, yaitu hari dimana jatah umur anda berkurang dari 5 tahun menjadi 4 tahun. Tentu dalam hati anda akan berkata, "Oh, 4 tahun lagi umurku".
Selain itu, saya juga sangat yakin klo anda pasti lebih hafal dengan tanggal kematian anda ketimbang tanggal lahir anda. Atau bahkan mungkin akan ada istilah 'Hari Berkurangnya umur'. Haha...lelucon yang menakutkan.

sumber : perambah.wordpress.com
Hidup adalah pilihan
Hidup adalah pilihan, begitu lah kalimat yang paling sering kita dengar dari orang-orang bijak (ntah siapa). Ada benarnya juga, mungkin itulah mengapa di akhirat nanti kita diminta pertanggung jawaban dari perbuatan kita di sendiri di dunia. Kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan, bukan orang lain. Untuk itu di dunia ini kita dituntut untuk melakukan hal-hal yang bisa kita pertanggung jawabkan di akhirat. Klo kita bisa klo kita siap menerima hukuman atas perbuatan jahat, ya lakukanlah, tapi klo gk sanggup, lebih baik jangan dilakukan. Mudah saja kok.
Kita semua telah diberi 'Buku Panduan' kehidupan bagi kita. Disana kita diberitahukan mana yang baik, mana yang tidak. Tinggal kita saja mau memilih yang mana. Dalam hal ini kita diberi kebebasan penuh dalam menentukan pilihan tanpa adanya paksaan. Salah satu bentuk kebebasan yang diberikan ke kita adalah dirahasiakannya kapan kita akan meninggal.
Dengan begitu kita tidak akan dihantui perasaan cemas tentang tanggal kematian tersebut. Kita diberi ketenangan dan keleluasaaan dalam memilih, sehingga pilihan tersebut benar-benar atas kemauan kita sendiri. Maka cocoklah jika nanti kita melakukan kejahatan, kita akan mendapatkan hukuman atas hal itu, karena kejahatan itu dilakukan atas dasar keinginan diri sendiri, bukan paksaan. Sekalipun ada godaan kepada kita tetap keputusan akhirnya dari kita sendiri.

Bukan hukuman kepada si anak
Ini tidak sama dengan seorang ayah yang sedang menghukum anaknya. Apabila sang anak melakukan kesalahan, maka sang ayah akan menghukum anak tersebut sehingga sang anak akan merasa jera. Pada saat menghukum si anak, sang ayah akan menasihati si anak dan memberitahukan untuk tidak melakukan kesalahan tersebut. Dalam hal ini sang anak tentu tidak memiliki pilihan untuk melakukan kesalahan lagi, sehingga sang anak mau atau tidak mau akan melakukan kebaikan. Nasihat sang ayah tentu bisa diterima dengan jelas oleh si anak, sehingga anak tau mana yang diinginkan ayahnya, mana yang tidak.
Lalu, jika si anak akhirnya menjadi baik karena ia memang tidak punya pilihan untuk menjadi jahat, apakah ini bisa dikatakan murni baik atau karena terpaksa? Atau, jika ada orang yang menjadi lebih religius lantaran ia tau 5 hari lagi ia akan meninggal, apakah ini bisa dikatakan murni baik atau karena terpaksa?

No comments: